PROFIL

Lambang daerah Kabupaten Tulungagung terlukis dalam sebuah dasar perisai berbentuk jantung bersudut 5 (lima) dan terbagi atas 6 (enam) warna yaitu:

Adapun makna lambang daerah Kabupaten Tulungagung terdiri dari 10 (sepuluh) bagian sebagai berikut:

1.Bentuk
 Perisai berbentuk jantung bersudut 5 (lima) mengandung arti bahwa dalam segala perjuangan dan pembelaan daerah senantiasa berpijak pada prinsip lima dasar yaitu PANCASILA.
2.Tulungagung
 a.Sumber air yang besar (Tulung = sumber air, Agung = besar)
 b.Pertolongan yang besar (Tulung = pertolongan, Agung = besar)
3.Dasar
 a.Perisai berlancip 5
  Bermakna dasar/falsafah Negara Republik Indonesia “Pancasila”.
 b.Warna hitam dan kuning
  Hitam melambangkan abadi dan kuning yang melambangkan kemasyuran, keduanya mencerminkan tekad didalam mengamalkan dasar falsafah Negara dengan disertai jiwa yang terkandung di dalam Pancasila secara murni dan konsekuen, demi tercapainya masyarakat tata tentrem kerto raharjo.

Awalnya, Tulungagung hanya merupakan daerah kecil yang terletak di sekitar tempat yang saat ini merupakan pusat kota (alun-alun). Tempat tersebut dinamakan Tulungagung karena merupakan sumber air yang besar – dalam bahasa Kawi, tulung berarti mata air, dan agung berarti besar -. Daerah yang lebih luas disebut Ngrowo. Nama Ngrowo masih dipakai sampai sekitar awal abad XX, ketika terjadi perpindahan pusat ibu kota dari Kalangbret ke Tulungagung.

Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala “Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa” yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.

Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)

Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)

Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1)

Berikut adalah nama-nama Bupati Tulungagung dari masa Kadipaten Ngrowo hingga masa Kabupaten Tulungagung.

Periode Kadipaten Ngrowo di Kalangbret
NoNamaPrd.Keterangan
1 Kyai Ngabehi Mangundirono1 
2 Tondowidjojo2 
3 R.M. Mangun Negoro3 
Periode Kadipaten Ngrowo di Tulungagung
NoBupatiMulai jabatanAkhir jabatanPrd.Ket.Wakil Bupati
4 R.M.T. Pringgodiningrat182418304 
5 R.M.T. Djajaningrat183118555 
6 R.M.A Soemodiningrat185618646 
7 R.T. Djojoatmojo186418657 
8 R.M.T. Gondokoesomo186518798 
9 RT Soemodirjo187918829 
10R.M.T. Pringgokoesomo1882189510 
11 RT Patowidjojo1896190111 
Periode Kabupaten Tulungagung
NoBupatiMulai jabatanAkhir jabatanPrd.Ket.Wakil Bupati
12 RT. Cokroadinegoro1902190712 
13R.P.A. Sosrodiningrat1907194313 
14 R. Djanoeismadi1943194514 
15R. Moedajat1945194715 
16 R. Mochtar Prabu Mangkunegoro1947195016 
17R. Moestopo1951195817 
18S. Dwidjosoeparto1958196018 
19 Kasran1958195919 
20R. Soeryokoesomo1959196020 
21M. Poegoeh Tjokrosoemarto1960196621 
22R. Soendarto1966196822 
23Letkol (U) Soenardi1968197323 
24Letkol (Inf.) Martawisoeroso1973197824 
25Singgih1978198325 
26Drs. Moh. Ch. Poernanto1983198726 
27Drs. H. Jaifudin Said19871999 
27 
28 
29 
28Drs. Budi Soesetyo19992003 
29 Ir. Heru Tjahjono, MM.2003200830 Mohammad Athiyah, SH
2008201331
30 Syahri Mulyo, S.E.30 April 201330 April 201832 Maryoto Birowo
 Jarianto
(Pejabat Sementara)
15 Februari 201830 April 2018 
 Indra Fauzi
(Pelaksana Harian)
30 April 20184 Mei 2018 
 Jarianto
(Penjabat)
4 Mei 201825 September 2018 
(30) Syahri Mulyo, S.E.25 September 201825 September 201833 Maryoto Birowo
Drs. H. Maryoto Birowo, M.M.25 September 201813 Agustus 2019 
3113 Agustus 201925 September 2023 Gatut Sunu Wibowo
  
 

DR. Heru Suseno, S.TP.,MT.

(Pejabat)

25 September 2023Petahana